Sebenarnya aku ingin kamu menjadi kita, bukan kamu jadi yang terlemah di antara mereka. Karena meski kamu sanggup mencintaiku, kamu takut mengakuinya. Sakit. Dalam. Perasaanku bagai dililit-lilit dan apa yang ada di dalam mataku hanyalah kelam. Apa harus sesederhana itu untuk aku bangkit dari semua ini? Yaitu bilang saja kalau kamu tidak mencintaiku dan akan kamu anggap aku tak ada! Kemudian hening, selamanya hening. Sungguh, aku tidak hanya sangat mencitaimu, tetapi juga mampu menyayangi mereka. Namun apa aku cukup berharga di depan mata? Aku rasa aku akan dituntut lebih. Aku selalu terlihat kurang, sekalipun dicintaimu sudah lebih dari cukup. Di detik ini aku terpuruk. Sangat.
Home » Puisi Galau » Perasaan Yang Terpuruk
Perasaan Yang Terpuruk
Written by: Renald RHK on Kamis, 15 November 2012
Aku tidak menuntut apapun, karena aku tahu kamu tak kuat. Bebanmu terlalu berat dan cintamu tidak terlihat. Aku adalah orang asing, sekalipun aku dipicing. Tetapi seperti itulah bagimu aku sekarang. Ternyata kamu masih selalu kalah oleh keadaan. Lihat, bahkan memaksa kodok berdiri tegap masih lebih mudah daripada mengakuiku! karena setiap mereka tanya siapa aku, kamu akan terdiam, paling tidak menarik nafas. Jadi mana mungkin kamu mengundangku datang ke rumahmu yang besar, yang hanya berisikan banyak pertanyaan? kamu tidak berani, kamu gemetar, jerit hatimu tidak membangkit nyali. Bahkan untuk aku duduk bersama-sama dengan mereka di meja makan, mungkin berat piringku akan ditimbang. Nanti di acap kali aku mangangkat sendok, mereka akan melorot, menanti-nanti kesalahanku. Aku pikir tega sekali.
Sebenarnya aku ingin kamu menjadi kita, bukan kamu jadi yang terlemah di antara mereka. Karena meski kamu sanggup mencintaiku, kamu takut mengakuinya. Sakit. Dalam. Perasaanku bagai dililit-lilit dan apa yang ada di dalam mataku hanyalah kelam. Apa harus sesederhana itu untuk aku bangkit dari semua ini? Yaitu bilang saja kalau kamu tidak mencintaiku dan akan kamu anggap aku tak ada! Kemudian hening, selamanya hening. Sungguh, aku tidak hanya sangat mencitaimu, tetapi juga mampu menyayangi mereka. Namun apa aku cukup berharga di depan mata? Aku rasa aku akan dituntut lebih. Aku selalu terlihat kurang, sekalipun dicintaimu sudah lebih dari cukup. Di detik ini aku terpuruk. Sangat.
Sebenarnya aku ingin kamu menjadi kita, bukan kamu jadi yang terlemah di antara mereka. Karena meski kamu sanggup mencintaiku, kamu takut mengakuinya. Sakit. Dalam. Perasaanku bagai dililit-lilit dan apa yang ada di dalam mataku hanyalah kelam. Apa harus sesederhana itu untuk aku bangkit dari semua ini? Yaitu bilang saja kalau kamu tidak mencintaiku dan akan kamu anggap aku tak ada! Kemudian hening, selamanya hening. Sungguh, aku tidak hanya sangat mencitaimu, tetapi juga mampu menyayangi mereka. Namun apa aku cukup berharga di depan mata? Aku rasa aku akan dituntut lebih. Aku selalu terlihat kurang, sekalipun dicintaimu sudah lebih dari cukup. Di detik ini aku terpuruk. Sangat.
{ 0 komentar... read them below or add one }
Posting Komentar